Minggu, 03 November 2013

Nutrisi vs Obat

     



 Pada artikel sebelumnya uda dijelasin sekilas tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh kita. Ketika seseorang sakit tentu salah satunya penyembuhannya dapat dibantu dengan obat. Namun apa jadinya jika obat dan nutrisi memiliki interaksi pada pengkonsumsiannya???

Interaksi obat dengan nutrisi yang dikonsumsi dapat mempengaruhi tubuh melalui berbagai jalan, diantaranya :
    -  Makanan tertentu dapat mempengaruhi tubuh saat menggunakan obat
    -  Obat tidak akan bekerja dengan baik jika nutrisi dalam makanan justru akan malah mempercepat
       atau malah memperlambat proses absorpsi obat dalam tubuh.
    -  Interaksi obat dengan nutrisi dalam jangka panjang maupun pendek mungkin akan dapat
       mengancam kehidupan pasien.
    -  Interaksi obat dengan nutrisi dapat mempengaruhi status gizi seseorang

Interaksi obat nutrisi dapat terjadi karena seseorang menerima obat dari resep ataupun membeli obat bebas sendiri. Seperti sudah dijelaskan di atas interaksi obat dengan nutrisi dapat berpengaruh positif ataupun negatif. Sebagai contohnya :
-    Konsumsi makan yang mengandung kadar sodium/garam tinggi (daging, makanan kaleng ) akan
     menurunkan efektifitas obat-obat antihipertensi
-   Vitamin K adalah nutrisi yang dibutuhkan tubuh sebagai koagulan. Vitamin K diperoleh dari
     makanan seperti ; sayuran hijau, dan ikan. Namun nutrisi tersebut mampu mempengaruhi obat
     antikoagulan yang contohnya dibutuhkan pasien stroke iskemik sehingga seolah-olah tidak
     berfungsi.
-   Kalsium akan berinteraksi dengan berbagai antibiotik, seperti tetrasiklin, ciprofloxacin, dan
    doxicycline. Karena antibiotik akan mengikat calsium, sehingga absorpsinya akan berkurang.
-   Antoksidan ( vit A,C,E,B, asam folat ) akan berinteraksi dengan Statins ( obat penurun kolestrol)
    sehingga akan menurunkan efek obat Statin
-  Kopi yang mengandung kafein dapat meningkatkan absorpsi paracetamol.



        Masih banyak sekali contoh interaksi lainnya. Interaksi ini dapat berefek menguntungkan ataupun merugikan. Sesuatu yang memiliki efek sinergis pun belum tentu aman, contohnya obat dengan jendela terapi sempit ketika absorpsinya justru ditingkatkan oleh interaksi dengan nutrisi malah justru akan mencapai kadar toksiknya. 
        Maka oleh karena itu perlu dihimbau pada para Apoteker untuk memenuhi perannya dalam Komunikasi, Informasi dan Edukasi mengenai obat terhadap pasien. Selain itu bagi para pasien tidak usah khawatir, diharapkan sebelum terapi obat tidak sungkan untuk bertanya-tanya seputar terapi obat yang akan dijalani termasuk juga untuk memperoleh informasi nutrisi yang dapat berpengaruh selama terapi berlangung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar