Selasa, 05 November 2013

STROKE

          Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler yang terjadi secara tiba – tiba dan menyebabkan kerusakan neurologis. Kerusakan neurologis tersebut dapat disebabkan oleh adanya sumbatan total atau parsial pada satu atau lebih pembuluh darah serebral sehingga menghambat aliran darah ke otak. Penghambatan aliran darah menyebabkan kerusakan terhadap jaringan otak karena berkurangnya pasokan oksigen dan nutrisi. Penyakit stroke menjadi penyebab kematian kedua di dunia pada kelompok usia di atas 60 tahun dan penyebab kematian ke-5 pada kelompok usia 15-59 tahun dengan prevalensi penyakit stroke dibandingkan dengan penyakit penyebab kematian lain di dunia adalah 10 % atau sekitar 5,5 juta jiwa.

Penyebab terjadinya stroke dapat dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan potensi yang dapat dimodifikasi dan kekuatan pembuktiannya :
  1. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi : usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, BB rendah saat lahir.
  2. Faktor resiko utama yg dapat dimodifikasi : hipertensi, penyakit kardiovaskuler, paparan asap rokok.
  3. Faktor resiko yang berpotensi dpt di modifikasi : Penyalahgunaan obat dan alkohol, penggunaan kontrasepsi oral, migrain.


Berdasarkan klasifikasi American Heart Association ada 2 tipe stroke :
  1. Stroke Iskemik (Tipe sumbatan/Oklusif) :: Terjadi akibat penurunan atau berhentinya sirkulasi darah sehingga neuron2 tidak mendapatkan substrat yang dibutuhkan.
  2. Stroke Hemoragi (Tipe Perdarahan)
          a. Hemoragi Subarachnoid (SAH) , terjadi perdarahan dimana darah memasuki daerah
              subarachnoid. Daerah yang mengelilingi otak dan spinal cord.
          b. Hemoragi Intraserebral (ICH), perdarahan terjadi secara langsung di parenkim otak,
              mekanismenya adalah bocornya arteri intra serebral kecil yang rusak akibat hipertensi kronis
              dan penyalahgunaan kokain.

Gejala umum
        Mati rasa  dan kelumpuhan secara tiba – tiba pada bagian lengan, kaki, wajah, yang lebih sering terjadi pada separuh bagian tubuh.

Tanda Stroke
  1. Disfungsi neurologic lebih dari satu (multiple) dan penurunan fungsi tsb bersifat spesifik
      ditentukan oleh di daerah di otak yang terkena.
  2. Hemi atau monoparesis (kelumpuhan separuh tubuh).
  3. Vertigo dan penglihatan yang kabur (double vision)
  4. Aphasia (Kesulitan bicara atau memahami pembicaraan).
  5. Dysarthria (kesulitan melafalkan ucapan dengan jelas)

Tujuan Terapi
 a. Mengurangi kerusakan neurology dan mengurangi mortalitas dan disabilitas jangka panjang.
 b. Mencegah komplikasi sekunder immobilitas dan disfungsi neurology.
 c. Mencegah kekambuhan stroke.

Sasaran Terapi
   Peningkatan kualitas hidup pasien

Terapi suportif dan terapi komplikasi akut
1. Pernafasan, ventilatory support dan suplementasi oksigen
2. Pemantauan temperatur
3. Terapi dan pemantauan fungsi jantung
4. Pemantauan tekanan darah arteri (hipertensi atau hipotensi)
5. Pemantauan kadar gula darah (hipoglikemi atau hiperglikemi)

Terapi trombolitik
  1. Trombolitik intravena
     ex. Pemberian rtPA, streptokinase, tenecteplase, reteplase, urokinase, anistreplase, staphylokinase.
  2. Trombolitik intraarteri
     ex. Prourikinase

Terapi antiplatelet
  ex. Aspirin, klopidogrel, dipiridamol-aspirin (ASA), tiklopidin

Bila sudah terlihat tanda pasien tak sadarkan diri dan atau terjadi kelumpuhan, segera bawa pasien ke Rumah Sakit untuk dilakukan pertolongan serangan stroke akut seperti di atas untuk mendukung Golden Periode  pasien dalam penanganannya di RS.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar