Indikasi:
Sebagai antipiretik/analgesik, termasuk bagi pasien yang tidak tahan asetosal.
Sebagai analgesik, misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, sakit waktu haid dan sakit pada otot. Menurunkan demam pada influenza dan setelah vaksinasi.
Sebagai antipiretik/analgesik, termasuk bagi pasien yang tidak tahan asetosal.
Sebagai analgesik, misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, sakit waktu haid dan sakit pada otot. Menurunkan demam pada influenza dan setelah vaksinasi.
Dosis (sesuai indikasi)
- - Oral dewasa :
325-650
mg setiap 4-6 jam atau 1000 mg 3-4 kali per hari. Tidak boleh lebih dari 4
g/hari
- -
Untuk anak sesuai tabel
USIA
|
DOSIS (mg)
|
0-3 bulan
|
40
|
4-11 bulan
|
80
|
1-2 tahun
|
120
|
2-3 tahun
|
160
|
4-5 tahun
|
240
|
6-8 tahun
|
320
|
9-10 tahun
|
400
|
11 tahun
|
480
|
Cara Pakai
Dikonsumsi setelah makan. Hentikan
pemakaian jika nyeri hilang.
Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap parasetamol dan defisiensi glokose-6-fosfat dehidroganase. Tidak boleh digunakan pada penderita dengan gangguan fungsi hati.
Efek Samping
-
Dermatologis : Rash
-
Endokrin dan metabolic : Dapat meningkatkan klorida, asam
urat, glukosa,
menurunkan sodium, bikarbonat, kalsium
-
Hematologik : Anemia, blood dyscrasias (neutropenia, pancytopenia,
leucopenia)
-
Hepatik :
Meningkatkan bilirubin dan alkalin phospatase
-
Renal :
peningkatan Amoniak, nephrotoxicity dengan
overdosis kronik, analgesic nephropaty
-
Miscellaneous : reaksi hipersensitifitas
Mekanisme Kerja dalam Tubuh
Menghambat sintesis
prostaglandin pada sistem saraf pusat dan secara peripheral menghambat impuls
rasa sakit, sebagai antipiretik dengan penghambatan pusat regulasi panas pada
hipotalamus
Nasib Obat dalam Tubuh
a. Absorbsi
Paracetamol cepat dan hampir komplit
terabsorpsi pada saliran GI secara peroral.
b. Distribusi
1 L/kg
c. Metabolisme
Pada
dosis
terapi normal,
dimetabolisme di hati
menjadi metabolit
sulfat
dan glukuronat,
sementara
sejumlah ke
cil
dimetabolisme
oleh CYP
menjadi metabolit
reaktif
menengah
(acetylimidoquinone)
yang
terkonjugasi dengan
glutathione
dan
menjadi metabolit tidak aktif,
pada dosis
toksik
(maksimal
4 g sehari)
glutathione
terkonjugasi
menjadi
cukup untuk
memenuhi
kebutuhan metabolik
yang menyebabkan peningkatan
konsentrasi
acetylimidoquinone,
yang dapat menyebabkan
nekrosis sel hati.
d. Ekskresi
Diekskresikan dalam urin (2-5%
unchanged, 55% sebagai metabolit glukoronida, 30% sebagai metabolit sulfat)
Toksisitas
Pada
dosis toksik
(maksimal
4 g sehari)
glutathione
terkonjugasi
menjadi
cukup untuk
memenuhi
kebutuhan metabolik
yang menyebabkan peningkatan
konsentrasi
acetylimidoquinone,
yang dapat menyebabkan
nekrosis sel hati.
Bila terjadi overdosis
gejala yang mungkin timbul diantaranya mual, muntah, keringat meningkat, mata
atu kulit menguning, urin menjadi gelap, nyeri pada abdomen dan kelelahan yang
sangat.
Interaksi Obat
- -
Acetaminophen dapat meningkatkan efek
dari Vitamin K Antagonis
- -
Konsentrasi Acetaminophen dapat
ditingkatkan oleh imatinib dan isoniazid
- - Konsentrasi Acetaminophen dapat menurun
jika digunakan bersama Antikonvulsan (Hydantoin);
Barbiturat; Carbamazepine;
Cholestyramine Resin
- -
Konsumsi alcohol yang berlebihan dapat
meningkatkan efek hepatotoksik dari paracetamol
- - Kecepatan absorbsi akan menurun jika
digunakan bersama makanan
- -
St. John’s Wort dapat menurunkan
konsentrasi paracetamol
Penggunaan pada Kondisi Khusus
Pregnancy
Risk Factor : B
Pertimbangan konsumsi paracetamol pada
saat kehamilan adalah paracetamol dapat melalui plasenta namun penggunaannya
secara umum aman selama masih dalam dosis terapi dan dalam jangka waktu yang
pendek. Parasetamol juga dapat diekskresi dalam ASI sehingga penggunaan ketika
menyusui harus dipertimbangkan.
Peringatan
- Batasi penggunaannya maksimal 4gram per
hari, > 4 gram maka akan mengakibatkan tokisitas hati
- Penggunaan dosis lazim dalam jangka
waktu yang lama dapat menimbulkan kerusakan hati
- Perlu perhatian pada pasien dengan
penyakit hati karena alkohol, pasien yang mengkonsumsi alcohol lebih dari 3
kali sehari karena dapat meningkatkan resiko kerusakan hati
- Perlu perhatian pada pasien yang
mengalami defisiensi G6PD
Cara Penyimpanan
Paracetamol oral
disimpan ditempat yang sejuk dan terhindar dari panas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar